Fri. Oct 10th, 2025

Suatu hari Atha’ As-Salami, seorang Tabi`in *  yang mulia, bermaksud menjual kain yang telah ditenunnya kepada penjual kain di pasar.

Setelah diamati dan diteliti secara seksama oleh sang penjual kain, sang penjual kain mengatakan,

“Ya Atha’, sesungguhnya kain yang kau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga saya tidak dapat membelinya.”

Begitu mendengar bahwa kain yang telah ditenunnya ada cacat, Atha’ termenung lalu menangis.

Melihat Atha’ menangis, sang penjual kain berkata,

“Atha’ sahabatku, aku mengatakan dengan sebenarnya bahwa memang kainmu ada cacatnya sehingga aku tidak dapat membelinya. Kalaulah karena sebab itu engkau menangis, maka biarkanlah aku tetap membeli kainmu dan membayarnya dengan harga yang pas.”

Kemudian Atha’ menjawab tawaran itu,

“Wahai sahabatku, engkau menyangka aku menangis disebabkan karena kainku ada cacatnya? Ketahuilah, sesungguhnya yang menyebabkan aku menangis bukan karena kain itu.

Aku menangis disebabkan karena aku menyangka bahwa kain yang telah kubuat selama berbulan-bulan ini tidak ada cacatnya, tetapi di mata engkau sebagai ahlinya, ternyata kain itu ada cacatnya.

Begitulah aku menangis kepada Allah dikarenakan aku menyangka bahwa ibadah yang telah aku lakukan selama bertahun-tahun ini tidak ada cacatnya, bisa jadi mungkin di mata Allah ibadahku penuh cacat dan cela”.

Atha’ bersedih dikarenakan galau jangan-jangan amal yang dilakukannya selama ini cacat, belum benar dan ia merasa benar.

Dalam Qs. Al Kahfi (18): 103-104 Allah mengkategorikan ini sebagai orang yang merugi, orang yang merasa selalu benar tapi sebenarnya tidak. Ia selalu merasa membangun kebaikan, telah membangun dunia, tapi sebenarnya tidak di mata Allah.

“Katakanlah (Muhammad), “Apakah perlu Kami beri tahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?”

(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya”.

Tidak sepatutnya kita merasa selamat dengan ketaatan kita .. Teruslah merasa belum sempurna di hadapan Allah SWT sehingga kita terus meminta iba, Rahmat dan pertolonganNya, terus memohon penerimaanNya atas ketaatan kita.

 

Tabiin :  Orang-orang atau orang-orang Islam yang pernah berjumpa dengan sahabat Nabi Muhammad SAW dan meninggal dalam  keadaan iman.

By alphasby97@gmail.com

ALPHA PENERBIT JL. KEPUTRAN V/23 SURABAYA JAWA TIMUR 60265 (031) 5327639

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *